Kini saya, sudah menjadi seorang tante-tante. Tantenya Tsabita, biasa kami panggil kakak Bita, abang Kamal, Admam dan Akbar atau Babar. Ada juga Fadil atau Bedil, sebetulnya kami sepupuan, tapi usianya yang sepantar dengan Admam dan Babar membuatku merasa si Bedil ini adalah keponakan juga. Hehe.. Alif juga, yang seusia dengan Tsabita. Azka atau Teh Saka, Fahrina atau Ina, Ariq dan Hafidzh juga adik-adik kecil yang di hati rasanya seperti keponakan-keponakan saya.
Nikmatnya menjadi tante; menyaksikan calon keponakan di dalam perut yang menggelembung semakin membesar hari demi hari, meneteskan air mata saat dirinya keluar dari sana, turut berpikir setengah mati mencari ide untuk nama indahnya, merasakan ngeri melihat tubuh merah ringkihnya, hingga harinya pun tiba saat memberanikan diri untuk menggendong dan merasakan hangat tubuh mungilnya, menjepit jemari kecilnya dengan bibir saat dia terlelap, berteriak panik mendapati dia terjatuh dari tempat tidur, resah gulana kala tubuhnya panas hingga membuatnya mengigau selama tidur, antusias mengantar dan menjemputnya ke taman bermain, senang melihatnya berlari di antara lorong jajanan di mini market, tertawa bahagia kala mendengar kata-katanya yang tak sempurna, pusing kala dia terbangun dan menangis di tengah malam, hingga dapat merasa begitu dekat dengan Tuhan pada malam hari kala mengagumi setiap garis wajahnya, goresan alisnya, dan mengharumi aroma tubuhnya.
Subhanallah.
Sungguh salah satu doaku yang di bold setiap hari adalah, semoga sepupu-sepupu kecil dan keponakan-keponakanku tersayang kelak menjadi manusia-manusia yang berbahagia dunia dan akhirat, yang selalu berdiri di atas kakinya sendiri dan mengulurkan tangan tanpa pamrih dalam berbagi kasih. Semoga Allah selalu menyayangi mereka melebihi kasih sayang siapapun di dunia ini.
Amin.
Teteh, Aa, Kakak, Abang, Ade, Babang, Bedil,
Kelak nanti, jika kalian sudah besar nanti, jangan biarkan siapapun atau apapun menjegal mimpi-mimpi kalian. Raihlah, sekuat tenaga dan doa mimpi-mimpi yang Insya Allah tante turut amini. Jika ada yang berani bilang kalian tidak keren atau aneh apalagi jelek, biarkan saja. Karena yakinilah bahwa di keluarga kita tak ada yang tidak keren ataupun jelek. Kalau aneh, banyak. Tapi apa hebatnya menjadi pasaran? Lebih baik aneh tapi tak mengganggu orang. Pakai apa yang kalian suka, asal jangan pamer aurat atau menyalahi kodrat. Dan janganlah kalian merokok, karena sungguh rokok itu hanya untuk mereka yang tidak berpikir. Agama kita hanya untuk mereka yang berpikir, dan mudah-mudahan kalian selalu berjalan di bawah payung agama. Apalagi narkoba, biarkanlah itu jadi santapan mereka yang tak bisa mensyukuri teriknya matahari, sejuknya embun pagi dan aroma tanah yang dibasahi hujan.
Tak perlu malu jika kalian suka musik dangdut, gambusan, drama Korea, baju merah jambu atau keroncongan. Karena malu itu hanya untuk mereka yang hanya bisa menyusahkan orang lain. Jangan buang sampah sembarangan apalagi menyalip antrian! Karena seperti kepala sekolah Toto Chan bilang, melakukan itu hanya mempermalukan diri kalian sendiri. Dan kalian, harus lah berdiri di atas kaki sendiri, mandiri. Selalu teriakkan, "Aku pasti bisa!" kala ranjau menghadang. Ingat, tulang di kaki kita ini luar biasa kuatnya, tak ada itu kata lelah. Mungkin, kadangkala terasa itu lelah. Tak apa, istirahat sebentar, kalau mau menangis ya nangis saja. Tapi kala mentari datang lagi, harus berusaha lebih keras lagi. Karena hidup ini luar biasa indah bagi mereka yang bekerja. Kalau nilai jelek di pelajaran eksak atau matematika, santai saja. Karena tante pun begitu. Segera cari bidang yang kalian suka. Pasti ada! Lalu pelajari lah, apapun itu, secara mendalam. Jadilah seorang profesional; yakni mereka yang ahli di bidangnya. Tak perlu mengantongi dunia, tapi pandang dan hiruplah pesannya, lalu menarilah bersamanya.
Bila Mama Papa, Umi Abi, Mami Deded serasa begitu menyebalkan dan tak asik diajak bercerita, tak apa. Itu wajar saja. Karena mereka, punya begitu banyak hal untuk dipikirkan. Kalian saling berbagi cerita saja. Akan ada masanya mereka akan kembali asik lagi. Mudah-mudahan saja. Tapi ingat! Mereka, orang tua, bagaimanapun rupa dan kelakuannya, tak boleh dijadikan musuh kita. Tak cocok tak apa, karena kita bukan jemuran yang pasti cocok dengan siapa saja. Lalu akan datang harinya kalian akan jatuh cinta dan menjadi orang yang lain dari biasanya. Jangan takut, jalani saja. Karena cinta, tak akan membagikan sarinya pada mereka yang tak punya nyali. Lalu berbahagialah atas nama cinta.
Untuk Ina, Teh Saka dan Kakak Bita,
Jangan pernah biarkan seorang pria pun mengasari Ina, Teteh dan Kakak. Siapapun. Karena Ina, Teteh dan Kakak dilahirkan bukan untuk disakiti, tapi untuk disayangi. Angkat dagu setiap ada orang yang memandang kalian sebelah mata, tak boleh minder, tak boleh sedih. Tunjukkan pada dunia bahwa kalian punya tulang kaki kuat yang senantiasa menopang tegak. Cantik, pintar, solehah dan tegar. Insya Allah.
Untuk Aa Hafidzh, Abang Ariq, Kakak Alif, Abang Kamal, Admam, Bedil dan Babar,
Di agama kita, pria adalah imam. Jadi kalian semua adalah calon imam. Rasulullah, panutan kita, selalu memuliakan wanita, tak pernah mengasari apalagi menzolimi. Jadi kalian, jangan ragu berdiri dan memberikan kursi kalian pada wanita di bis atau kereta, mengatakan tidak pada wanita yang suka menggoda dengan tubuhnya, jangan pernah memukul atau menyayat hati wanita dengan kata-kata. Karena sungguh hati wanita bukan terbuat dari baja. Jaga Mama, Umi, Mami sampai akhir hayat mereka. Karena ibu, adalah hartamu.
Jangan lupa.
Saya, tante yang sungguh berbahagia dan bangga, memiliki mereka semua di hidup saya.
Nikmatnya menjadi tante; menyaksikan calon keponakan di dalam perut yang menggelembung semakin membesar hari demi hari, meneteskan air mata saat dirinya keluar dari sana, turut berpikir setengah mati mencari ide untuk nama indahnya, merasakan ngeri melihat tubuh merah ringkihnya, hingga harinya pun tiba saat memberanikan diri untuk menggendong dan merasakan hangat tubuh mungilnya, menjepit jemari kecilnya dengan bibir saat dia terlelap, berteriak panik mendapati dia terjatuh dari tempat tidur, resah gulana kala tubuhnya panas hingga membuatnya mengigau selama tidur, antusias mengantar dan menjemputnya ke taman bermain, senang melihatnya berlari di antara lorong jajanan di mini market, tertawa bahagia kala mendengar kata-katanya yang tak sempurna, pusing kala dia terbangun dan menangis di tengah malam, hingga dapat merasa begitu dekat dengan Tuhan pada malam hari kala mengagumi setiap garis wajahnya, goresan alisnya, dan mengharumi aroma tubuhnya.
Subhanallah.
Sungguh salah satu doaku yang di bold setiap hari adalah, semoga sepupu-sepupu kecil dan keponakan-keponakanku tersayang kelak menjadi manusia-manusia yang berbahagia dunia dan akhirat, yang selalu berdiri di atas kakinya sendiri dan mengulurkan tangan tanpa pamrih dalam berbagi kasih. Semoga Allah selalu menyayangi mereka melebihi kasih sayang siapapun di dunia ini.
Amin.
Teteh, Aa, Kakak, Abang, Ade, Babang, Bedil,
Kelak nanti, jika kalian sudah besar nanti, jangan biarkan siapapun atau apapun menjegal mimpi-mimpi kalian. Raihlah, sekuat tenaga dan doa mimpi-mimpi yang Insya Allah tante turut amini. Jika ada yang berani bilang kalian tidak keren atau aneh apalagi jelek, biarkan saja. Karena yakinilah bahwa di keluarga kita tak ada yang tidak keren ataupun jelek. Kalau aneh, banyak. Tapi apa hebatnya menjadi pasaran? Lebih baik aneh tapi tak mengganggu orang. Pakai apa yang kalian suka, asal jangan pamer aurat atau menyalahi kodrat. Dan janganlah kalian merokok, karena sungguh rokok itu hanya untuk mereka yang tidak berpikir. Agama kita hanya untuk mereka yang berpikir, dan mudah-mudahan kalian selalu berjalan di bawah payung agama. Apalagi narkoba, biarkanlah itu jadi santapan mereka yang tak bisa mensyukuri teriknya matahari, sejuknya embun pagi dan aroma tanah yang dibasahi hujan.
Tak perlu malu jika kalian suka musik dangdut, gambusan, drama Korea, baju merah jambu atau keroncongan. Karena malu itu hanya untuk mereka yang hanya bisa menyusahkan orang lain. Jangan buang sampah sembarangan apalagi menyalip antrian! Karena seperti kepala sekolah Toto Chan bilang, melakukan itu hanya mempermalukan diri kalian sendiri. Dan kalian, harus lah berdiri di atas kaki sendiri, mandiri. Selalu teriakkan, "Aku pasti bisa!" kala ranjau menghadang. Ingat, tulang di kaki kita ini luar biasa kuatnya, tak ada itu kata lelah. Mungkin, kadangkala terasa itu lelah. Tak apa, istirahat sebentar, kalau mau menangis ya nangis saja. Tapi kala mentari datang lagi, harus berusaha lebih keras lagi. Karena hidup ini luar biasa indah bagi mereka yang bekerja. Kalau nilai jelek di pelajaran eksak atau matematika, santai saja. Karena tante pun begitu. Segera cari bidang yang kalian suka. Pasti ada! Lalu pelajari lah, apapun itu, secara mendalam. Jadilah seorang profesional; yakni mereka yang ahli di bidangnya. Tak perlu mengantongi dunia, tapi pandang dan hiruplah pesannya, lalu menarilah bersamanya.
Bila Mama Papa, Umi Abi, Mami Deded serasa begitu menyebalkan dan tak asik diajak bercerita, tak apa. Itu wajar saja. Karena mereka, punya begitu banyak hal untuk dipikirkan. Kalian saling berbagi cerita saja. Akan ada masanya mereka akan kembali asik lagi. Mudah-mudahan saja. Tapi ingat! Mereka, orang tua, bagaimanapun rupa dan kelakuannya, tak boleh dijadikan musuh kita. Tak cocok tak apa, karena kita bukan jemuran yang pasti cocok dengan siapa saja. Lalu akan datang harinya kalian akan jatuh cinta dan menjadi orang yang lain dari biasanya. Jangan takut, jalani saja. Karena cinta, tak akan membagikan sarinya pada mereka yang tak punya nyali. Lalu berbahagialah atas nama cinta.
Untuk Ina, Teh Saka dan Kakak Bita,
Jangan pernah biarkan seorang pria pun mengasari Ina, Teteh dan Kakak. Siapapun. Karena Ina, Teteh dan Kakak dilahirkan bukan untuk disakiti, tapi untuk disayangi. Angkat dagu setiap ada orang yang memandang kalian sebelah mata, tak boleh minder, tak boleh sedih. Tunjukkan pada dunia bahwa kalian punya tulang kaki kuat yang senantiasa menopang tegak. Cantik, pintar, solehah dan tegar. Insya Allah.
Untuk Aa Hafidzh, Abang Ariq, Kakak Alif, Abang Kamal, Admam, Bedil dan Babar,
Di agama kita, pria adalah imam. Jadi kalian semua adalah calon imam. Rasulullah, panutan kita, selalu memuliakan wanita, tak pernah mengasari apalagi menzolimi. Jadi kalian, jangan ragu berdiri dan memberikan kursi kalian pada wanita di bis atau kereta, mengatakan tidak pada wanita yang suka menggoda dengan tubuhnya, jangan pernah memukul atau menyayat hati wanita dengan kata-kata. Karena sungguh hati wanita bukan terbuat dari baja. Jaga Mama, Umi, Mami sampai akhir hayat mereka. Karena ibu, adalah hartamu.
Jangan lupa.
Saya, tante yang sungguh berbahagia dan bangga, memiliki mereka semua di hidup saya.
No comments:
Post a Comment