Monday, December 14, 2009

Hilang dan tersesat

Hilang dan tersesat. Pernahkah Anda hilang dan tersesat?
Maaf, maksud saya pernahkah Anda merasa hilang dan tersesat?
Bingung?
Baiklah, saya ulangi.
Pernahkah Anda merasa hilang dan tersesat?
Hilang, lenyap. Tersesat, tersasar.

Saya tidak ingat kapan saya mulai tersesat, atau mungkin bahkan tidak tahu kalau kala itu saya berjalan ke arah yang keliru. Pernah beberapa kali saya merasa nanar, hanya terdiam di satu titik, tak berkembang, tak mencoba mengepakkan sayap, apalagi terbang. Jadilah saya ratu di dunia saya sendiri, yang lama tak bersambang ke dunia tetangga, apalagi ke dunia penghuni dunia. Membelenggu diri sendiri dalam kedangkalan cerita dan rasa.

Saya ingat pernah mencoba untuk keluar dari dunia saya, ingin melongok ke dunia tetangga karena rasa bosan yang mulai merasuki hari demi hari. Saat dunia tetangga bahkan tak dapat terlihat lagi karena tanaman merambat di dunia saya saat itu sudah mulai lebat dan mungkin saja lama-lama menjadi hutan, saya pun mulai sok tahu mencari penyebab tertutupnya lubang untuk mengintip itu. Alih-alih mencari cara untuk membersihkan halaman, berteriak meminta pertolongan tetangga malah menjadi pilihan pertama saat itu.

Satu tetangga mulai menjawab teriakan saya, disusul dengan tetangga yang lain, hingga beberapa tetangga terdekat saya, satu per satu mulai memberikan jawaban. Tetangga sebelah menenangkan saya dengan suara lembut nan menenangkan hati. Tetangga di sebelah tetangga sebelah saya menyemangati dengan suara dan kata-kata yang membangkitkan semangat. Tetangga lainnya bahkan berteriak agar saya dapat mendengar suaranya dengan jelas dan mengeluarkan pernyataan yang cukup mengagetkan, “Siapa yang menanam benih, dia yang menuai hasilnya.”

Terima kasih untuk K’Ero, Pak Sachri, Pak Nov dan Pak Kas atas kerjasamanya dalam menemukan kembali ungkapan ini.

No comments:

Post a Comment