Tuesday, September 28, 2010

Hujanku sayang


Kala mini kaki dan tanganku; kupuja kau selalu

Girang ku riang dibuatmu, seketika kau tiba kubuka bajuku

Kala hitam polos mataku; bahagiaku bersamamu

Basah ikal rambutku oleh tetesanmu


Kala tak mini lagi kaki dan tanganku; resah ku dibuatmu

Gundah seketika kala datang rintikmu; tak acap biru dadaku

Kala hitam tak polos lagi mataku; lupaku cara menikmati aromamu

Banjir, becek kau bawa bersama derasmu


Hujan oh hujan

Hujanku sayang

Sungguh bukan salahmu

Membawa genangan, banjir, macet ke kotaku


Jakarta oh Jakarta

Congkaknya kau salahkan hujan

Atas segala bencana yang sesungguhnya buatan

Hingga berkah basah kau artikan susah

Moga Tuhan tak marah bersamanya


Hujan oh hujan

Hujanku sayang

Maafkan sinis kami padamu

Yang lupa caranya berbahagia bersamamu


Hujan oh hujan

Hujanku sayang

Walau tak lagi mini kaki dan tanganku; sepertinya masih kulit yang sama kupunya

Lapisan berbuku yang kutahu merindukan rintik manismu

Walau tak ada lagi kepolosan di mata; tapi masih disanalah korneaku berada

Penangkap cahaya yang belum lupa irama tetes dalam deras


Hujan oh hujan

Hujanku sayang

Jangan ragu tuk datang

Hidungku siap menyeruput aromamu, tubuhku kuasa menikmati basahmu, mataku siap berirama bersamamu.


Hujan oh hujan

Hujanku sayang


Photo

No comments:

Post a Comment