Tuesday, December 8, 2009

Blended

Aku, orang Indonesia, asli. Jangan tanya aku asli mana, bingung. Indonesia, asli.
Begitu saja, tak bisa? Baiklah, hhhmmm… Bagaimana ya? Begini, Bapakku campuran Betawi, Sunda dan Padang. Mamaku, Batak tulen, Samosir.

Bapaknya Bapakku, Mbah, campuran Betawi dan Sunda. Ibunya Bapakku, Mbah, campuran Padang dan Sunda. Entah berdasarkan kesepakatan atau ketidaksengajaan, Sunda lah yang mendominasi kata ganti di keluarga kami. Mbah, alih-alih Engkong dan Enyak. Uwak, Mamang dan Bibi, alih-alih Pak Tuo, Mak Tuo, Encang dan Encing. Teteh dan Aa, alih-alih Kakak dan memanggil langsung nama, seperti orang Betawi.

Bapak dan Ibunya Mamaku, Ompung, asli Batak. Ompung laki-laki, Samosir. Ompung perempuan, boru Sihombing Hutasoit. Keduanya belum pernah kujumpa. Sudah meninggal dua-duanya. Waktu ku kecil, Mama tidak sempat membawaku bertemu mereka karena tidak punya uang untuk membawaku pulang ke Medan, mahal katanya. Jadilah ku tahu lewat foto saja, foto kala Ompung meninggal, jadi semuanya dengan mata terpejam. Dari Ompung aku punya Inang atau Mama Tua, Bapak Tua, Tulang, Namboru, Abang dan Kakak.

Karena Batak Patrilineal, maka Mama tidak bisa memberiku Samosir. Padahal darah itu lah yang mendominasi di diriku. Itu hasil telisik teman-teman kantorku. Dulu, saat ditanya asli mana, aku menjawab Betawi. Karena tak percaya dengan jawabanku, tak percaya karena tampilan fisik yang tak seperti orang Betawi kebanyakan katanya, teman-teman di kantor menginvestigasi asalku. Berdasarkan ceritaku mereka menyimpulkan bahwa jawaban yang benar adalah, jika ingin memberikan jawaban singkat pada orang-orang yang bertanya untuk berbasa-basi, Batak. Asli mana? Batak. Mengapa? Karena kalau pakai hitungan persentase, lima puluh persen darah yang mengalir di tubuhku adalah darah Batak. Sementara sisanya campuran dari Bapakku, ya Betawi, Sunda dan Padang.

“Asli mana?” tanya seseorang.
“Batak, Pak!” jawabku.
“Oh ya? Marganya?”
“Boru Samosir, Pak!” jelasku.
“Boru ya, berarti Ibunya yang Batak? Bukan orang Batak donk kalau gitu…”
Puufff… Apalagi sekarang?
Tetap saja tidak bisa pakai persentase, ternyata.
Patrilineal ya patrilineal. Baiklah, tidak akan rumit kalau tidak kubuat rumit.
“Asli mana?” tanya seseorang di kali lain.
“Campuran Pak, Bapak saya Betawi, Ibu saya Batak.”
“Oh ya? Campuran yang unik! Ada ya orang Batak yang mau nikah sama orang Betawi?”
Waduh! Repot lagi, sekarang. Salah memilih aku, rupanya.
Bagaimana kalau Sunda dan Batak?
Atau Padang dan Batak, mungkin?
Atau kubilang saja, Batak, Betawi, Sunda dan Padang.
Ah, nanti dibilang mau pamer, lagi!

2 comments:

  1. Deg, tau ga kalo ditanya "asli mana" sama orang gua ngejawab apa ?

    "Wah ... gimana, ya ? Saya mah palsu semua ..." hehehe ...

    ReplyDelete
  2. Hahahha....
    Jawaban yang pintar!!! =D
    Gak kepikiran gw, De...

    ReplyDelete