Wednesday, October 14, 2009

Sehatkah aku?


Sore itu kita bertemu, makan bersama, buka puasa bersama, sama-sama.
Sore itu kita bertemu, kau dan aku duduk disana, berhadapan.
Sore itu kita bertemu, berbagi cerita, berbagi suka, bolehlah duka.
Sore itu kita bertemu, kulihat mentarimu tak riang bekerja, kemana sinarnya?

Malam itu kau bagi aku kisah hidupmu, pusat angkasamu.
Malam itu kau beri aku tanda tanya yang kau simpan selama ini.
Malam itu kau minta aku menjadi yang mu, berpikir untukmu.
Malam itu tergores hatiku melihat redup matamu.

Kau bilang masa depanmu sudah terkonsep dengan jelas dan pasti.
Ku bilang kau sedang membangun tembok tinggi nan tebal.
Kau bilang sudah ada tempat untuk pendampingmu kelak.
Ku bilang kau menyediakan sedikit ruang untuk seorang pelengkap.
Kau bilang harus berjuang sampai akhir.
Ku bilang biarkan ini berakhir.
Kau bilang doakan agar kau dapat yang terbaik.
Ku bilang doaku tak pernah putus untuk yang terbaik.
Kau bilang kepala dan jantungmu ikut merintih.
Ku bilang kau tidak bahagia sahabatku.
Kau bilang kau harus kuat.
Ku bilang tak apa jikalau kau tak kuat.

Istirahatlah wahai teman, lelah berteriak di telingamu.
Mari duduk wahai teman, ku pastikan kan duduk bersamamu.
Berbaringlah sebentar wahai teman, ku kan terjaga menjagamu.
Bersandarlah wahai teman, ini pundakku untukmu.



Untuk Beny, seorang sahabat yang tak pernah pergi.

2 comments:

  1. Tak ada yang namanya "pernah" dan "tak pernah", phanta rei, semuanya bergerak. Satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri (Heraklitus).

    ReplyDelete